Hampir Komunis di Vietnam Part.1

June 19, 2020




Ganyang PKI!!!

Ganyang PKI!!!

Ganyang PKI!!!


Celetukan itu terngiang-ngiang dikepala saat pertama kali menginjakan kaki di Than Sho Nhat Airport Ho Chi Min City. Kota terbesar kedua di Vietnam yang sempat menjadi ibu kota pada masanya itu jadi destinasi aku di akhir  2018. Bersama seorang teman kita memutuskan untuk menjelajahi kota Saigon ini selama 3 hari 3 malam. Perjalanan kali ini seperti flashback pada awal awal mulai traveling. Bagaimana tidak, perjalanan ini kami persiapkan hanya dalam kurun sebulan sebelum berangkat. Beneran cuma ngobrol pengen ke Vietnam, eeh lusanya langsung beli tiket pesawat.


Terima kasih traveloka paylater!


Kami sampai bandara Than sho nhat pada malam hari. Berhubung sudah cukup larut dan bus sudah tidak beroperasi di jam itu, kami memutuskan untuk naik taksi menuju hostel yang berada di District 1. Buat kamu yang memutuskan untuk ke Vietnam, harus diketahui kalau hanya ada satu taksi rekomendasi untuk traveler, yaitu Vinasun. Sebenarnya ada banyak perusahaan taksi, tapi hanya Vinasun saja yang menggunakan argo. Saat itu dari bandara menuju District 1 kami harus membayar 110.000 Dong Vietnam.


Besoknya, hari pertama ini kami putuskan untuk mengunjungi City hall, Basilika Notre-Dame Ho Chi Minh, Ho Chi Minh Post Office dan Ben Thanh Market. Dari district 1 cukup dekat dan hanya perlu berjalan sekitar 15 menit saja. Tapi harus berhati hati saat berjalan di Saigon, terutama saat kamu ingin menyebrangi jalanan. Riwuuh banget.


Di City Hall Ho Chi Minh kita bakal melihat satu patung seseorang kakek tua berdiri gagah di tengah lapangan luas. Kalau Amerika punya Paman Sam. Disini mereka memanggil dia Paman Ho. Siapa paman Ho? Dia adalah seseorang yang memiliki andil besar saat perang Vietnam, sehingga atas jasanya diabadikan dengan sebuah nama kota Ho Chi Minh ini.


Kiri Bilang Bos



Dari City Hall, kami bergegas menuju Ben Thanh Market untuk mencari makan siang. Di sekitaran Ben Thanh Market terdapat satu jalan yang banyak terdapat restoran halal. Kalau kamu masuk Ben Thanh Market dari pintu utama. Kamu tinggal jalan sedikit sampai ditengah pasar, dan kamu bakal menemukan pintu keluar di sebelah kirinya. Pintu tersebut langsung bersebrangan dengan jalan yang banyak terdapat tempat makan halal ini.


Tapi ya seperti tempat makan halal di berbagai negara minoritas muslim lainnya, harga makanan halal disini cukup terbilang mahal. Seperti Pho mi semangkuk harganya 55ribu. Sialnya, rasa Pho mi ini amburadul untuk perut menengah kebawah cenderung miskin seperti aku. Kelar makan, kita langsung memutuskan untuk mengelilingi Ben Thanh Market yang 11/12 dengan pasar Bawahnya Pekanbaru.


Kelar belanja kopi di Ben Thanh, kita langsung bergegas menuju Basilika Notre-Dame Ho Chi Minh dan Ho Chi Minh Post Office yang bangunannya bersebrangan. Jalan dari Benh Than Market menuju kesana lumayan dekat, sekitar 15 menitan saja. Lumayan untuk menghemat biaya dan membakar lemak di perut hehehe.


Suasana di Kota Santri Ben Thanh Market, Sragen



Di dua tempat ini, kita cuma berfoto dan melihat beberapa kartu pos dan peninggalan sejarah abad-19. setelah itu kita memilih untuk kembali ke hostel dan beristirahat. Kebetulan cuaca saat itu beneran panas mampus.


Malamnya? Ya sebagai anak baik dan benar. Kita memilih mengelilingi district 1 yang seperti backpacker district lainnya pada malam hari. Berjejer pub dan bar di kiri kanan jalan. Namun District 1 ini gak seramai Legian atau khaosan road.

You Might Also Like

0 comments